Selasa, 02 November 2010

Pentingnya Ragam Bahasa Ilmiah dalam Penulisan Ilmiah

Ragam bahasa adalah varian dari sebuah bahasa menurut pemakaian. Ragam bahasa adalah suatu bahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi dan dipakai dalam berbagai keperluan yang tidak seragam tetapi berbeda-beda disesuaikan dengan situasi dan kondisi, atau suatu keanekaragaman penggunaan bahasa Indonesia.

Dalam dalam teknik pengungkapannya, ragam bahasa terbagi menjadi 2 yaitu, ragam bahasa tulis dan ragam bahasa lisan. Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan) di samping aspek tata bahasa dan kosa kata. Dengan kata lain dalam ragam bahasa tulis, kita dituntut adanya kelengkapan unsur tata bahasa seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat, ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide.

Ketika kita membuat sebuah karya tulis ilmiah sudah selayaknya kita memakai ragam bahasa tulis ilmiah pula. Akan tetapi, ternyata di dalam tulisan ilmiah Bahasa Indonesia yang digunakan tidak selalu baku dan benar, banyak kesalahan yang sering muncul dalam tulisan ilmiah. Hal tersebut membuat karya ilmiah menjadi menyimang dari standar penulisannya. Kesalahan ini pada umumnya berkaitan dengan :

1. Kesalahan penalaran

2. Kerancuan

3. Pemborosan

4. Ketidaklengkapan kalimat

5. Kesalahan kalimat pasif

6. Kesalahan ejaan

7. Kesalahan pengembangan paragraf

Kesalahan dalam penulisan dapat membuat pembaca kesulitan mencerna arti dari kalimat tersebut atau pembaca salah dalam memahami isi dari kalimat tersebut. Hal ini akhirnya dapat mengurangi nilai karya ilmiah tersebut, baik dari sudut sebuah karya atau sebagai alat penyebar gagasan. Yang merugi pada akhirnya adalah penulis sendiri karena gagasannya tidak tersampaikan utuh dan dipandang sebelah, walaupun gagasannya adalah sebuah ide yang mengagumkan.

Inilah pentingnya ragam tulis ilmiah, agar gagasan para penulis karya ilmiah dapat dicerna baik sesuai harapan penulis dan tidak terkesan bertele-tele serta membosankan. Tujuan yang lainnya adalah membakukan penulisan ilmiah itu sendiri, agar tidak tercampur oleh ragam bahasa lain dan keluar dari standar penulisan ilmiah. Adapun ciri-ciri ragam bahasa ilmiah, adalah :

1. Cendekia

Bahasa yang cendekia mampu membentuk pernyataan yang tepat dan seksama, sehingga gagasan yang disampaikan penulis dapat diterima secara tepat oleh pembaca.

2. Lugas

Paparan bahasa yang lugas akan menghindari kesalah-pahaman

dan kesalahan menafsirkan isi kalimat dapat dihindarkan.

Penulisan yang bernada sastra perlu dihindari.

3. Jelas

Gagasan akan mudah dipahami apabila (1) dituangkan dalam

bahasa yang jelas dan (2) hubungan antara gagasan yang satu

dengan yang lain juga jelas. Kalimat yang tidak jelas, umumnya

akan muncul pada kalimat yang sangat panjang.

4. Formal

Bahasa yang digunakan dalam komunikasi ilmiah bersifat

formal. Tingkat keformalan bahasa dalam tulisan ilmiah dapat

dilihat pada lapis kosa kata, bentukan kata, dan kalimat.

5. Obyektif

Sifat obyektif tidak cukup dengan hanya menempatkan

gagasan sebagai pangkal tolak, tetapi juga diwujudkan dalam

penggunaan kata.

6. Konsisten

Unsur bahasa, tanda baca, dan istilah, sekali digunakan

sesuai dengan kaidah maka untuk selanjutnya digunakan secara

konsisten.

7. Bertolak dari gagasan

Bahasa ilmiah digunakan dengan orientasi gagasan. Pilihan

kalimat yang lebih cocok adalah kalimat pasif, sehingga kalimat

aktif dengan penulis sebagai pelaku perlu dihindari.

8. Ringkas dan padat.

Ciri padat merujuk pada kandungan gagasan yang

diungkapkan dengan unsur-unsur bahasa. Karena itu,

jika gagasan yang terungkap sudah memadai dengan

unsur bahasa yang terbatas tanpa pemborosan,

ciri kepadatan sudah terpenuhi.