Selasa, 27 April 2010

CSCW (Computer-Supported Cooperative Work)

Sumber : http://agungsr.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/3391/CSCW2.pdf
http://naeli.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/1374/M11-Teori+dan+Faktor+CSCW.pdf

CSCW (Computer-Supported Cooperative Work)


Komputer, dalam salah satu perkembangannya yaitu Jaringan telah memungkinan manusia untuk saling berinteraksi antar komputer yang sekarang ini mempunyai dampak besar bagi komunikasi manusia. Perkembangan teknologi komunikasi tersebut bukan hanya pada obrolan dan berbagi informasi akan tetapi juga pada sistem kerja, dimana orang dapat bekerja sama dalam waktu yang sama tapi di tempat yang berbeda.

Sistem kerja tersebut tentu tak lepas dari software, hardware dan sistem jaringan yang digunakan oleh kelompok tersebut. Lalu seperti apakah, harus bagaimanakah yang bisa membuat sistem komputer yang bisa mendukung sistem kerja sama berkelompok? Dapat dilihat dimateri di bawah ini :

Komunikasi face-to-face
Bentuk komunikasi yang primitif (dalam hubungannya dengan teknologi)
Mekanisme komunikasi yang sangat kompleks
Tidak hanya meliputi bicara dan pendengaran, tapi juga menggunakan
bahasa tubuh dan tatapan mata
Beberapa fenomena yang mempengaruhi penggunaan computer-mediated
communication:
1. Personal space
Dalam komunikasi face-to-face, setiap orang cenderung
mempertahankan jarak tertentu dengan lawan bicaranya.
Konsep personal space berbeda untuk setiap negara/budaya.
Masalah personal space dapat timbul apabila percakapan dilakukan
melalui video links.
2. Kontak dan tatapan mata
Dalam berkomunikasi, kontak mata memberikan beberapa petunjuk, a.l.
perasaan tertarik/bosan, otoritas/power, kehadiran sosial, dll.
Video-tunnel memungkinkan kontak mata bahkan seluruh ekspresi
wajah.
3. Gerak isyarat dan bahasa tubuh
Dalam berkomunikasi, kita menggunakan tangan (gerak isyarat) untuk
menunjuk sesuatu.
Beberapa groupware system mencoba mengatasi hal tersebut dengan
menggunakan group pointer.
Banyak computer-supported meeting room menempatkan monitor pada
meja sehingga para peserta dapat saling melihat dengan jelas.
4. Back channel
Response dari pendengar berupa gerakan tubuh disebut back channel. Dengan adanya back
channel, pembicara merasa bahwa pendengar cukup memahami pembicaraan.
Beberapa masalah berkaitan dengan back channel yang mungkin timbul
dalam komunikasi video, a.l.:
  • Komunikasi video cenderung banyak menyoroti kepala dan bahu,sehingga kehilangan beberapa gerak tubuh dan isyarat.
  • Layar yang besar cenderung mengurangi detail sehingga mungkin
kehilangan beberapa informasi.
Audio links (mis. telepon) hanya memiliki verbal back channel.
Komunikasi berbasis teks biasanya tidak memiliki back channel.
5. Turn-taking
Turn-taking adalah proses dimana peran dari pembicara dan pendengar
ditukar.
Dalam proses turn-taking, back channel biasanya merupakan bagian yang
penting.
Terjadinya proses turn-taking, a.l. karena:
  • Pembicara menawarkan kesempatan kepada pendengar secara eksplisit, mis. mengajukan pertanyaan.
  • Pembicara memberikan gap singkat dalam pembicaraan.
Bentuk pemberian gap dari pembicara terutama berhubungan dengan audio
channel.
Masalah yang cukup serius dalam kaitan dengan pemberian gap timbul
dalam komunikasi jarak jauh (komunikasi berbasis satelit) karena
kelambatan waktu. Akan terjadi gap sekitar 4 detik.
Percakapan
Tiga fungsi teori percakapan dalam CSCW:
1. digunakan untuk menganalisa catatan (transkrip), mis. konferensi elektronik.
Ini akan membantu memahami seberapa baik partisipan menyalin dengan
komunikasi elektronik.
2. digunakan sebagai petunjuk untuk keputusan desain. Pemahaman
percakapan normal antar manusia menghindari kesalahan besar dalam
perancangan media elektronik.
3. dapat digunakan untuk mengarahkan desain, menstrukturkan sistem dengan
teori.
Struktur percakapan dasar
Pada tingkat yang lebih tinggi, struktur percakapan dapat dilihat sebagai urutan
giliran, biasanya pergantian di antara partisipan.
Konteks
Setiap ucapan dan fragmen dari percakapan sangat tergantung pada konteks
yang digunakan untuk menghilangkan ambiguitas dari ucapan.
Ada 2 tipe konteks dalam percakapan:
1. konteks internal, tergantung pada ucapan sebelumnya.
2. konteks eksternal, tergantung pada lingkungan.
Breakdown
Breakdown dalam komunikasi terjadi apabila terdapat perbedaan fokus dari
pembicara dan pendengar.
Breakdown ini dapat diperbaiki dengan pertanyaan atau ucapan dari
pembicara/pendengar yang dapat menimbulkan fokus dialog yang sama.
Speech act theory
Merupakan suatu analisis yang detail dari struktur percakapan, biasanya
digunakan untuk memberikan petunjuk dalam perancangan Coordinator, yaitu
sistem email terstruktur yang komersial.
Komunikasi Berbasis Teks
Dalam groupware yang asynchronous (dan beberapa sistem synchronous),
bentuk komunikasi langsung yang dominan adalah berbasis teks.
Komunikasi berbasis teks dalam sistem groupware seperti tiruan dari
percakapan, sehingga terdapat beberapa masalah dalam mengadaptasi
antara 2 media.
Ada 4 tipe komunikasi tekstual dalam groupware:
1. discrete; pesan langsung seperti dalam email
2. linear; pesan partisipan ditambahkan pada akhir dari catatan tunggal
3. non-linear; saat pesan dihubungkan ke yang lainnya dalam model hypertext
4. spatial; dimana pesan diatur dalam permukaan dua dimensi
Beberapa masalah yang timbul dalam komunikasi berbasis teks:
1. Back channel
Kehilangan back channel dan nada suara serta bahasa tubuh pembicara.
2. Grounding constraint
Adalah sifat dari channel dimana para pembicara berkomunikasi, meliputi:
1. cotemporality; ucapan didengar segera setelah diucapkan
2. simultaneity; partisipan dapat mengirim dan menerima pada waktu
yang bersamaan
3. sequence; ucapan-ucapan diurutkan
Dalam sistem berbasis teks, partisipan yang berbeda dapat menyusun
simultaneously, tapi kurang cotemporality.
3. Turn taking
Tidak adanya back channel menimbulkan kesulitan bagi pendengar untuk
menginterupsi percakapan (turn-taking).
4. Konteks
Hilangnya back channel dan kemungkinan giliran yang overlapping,
menyebabkan sulitnya menentukan konteks dari ungkapan tekstual.
5. Hypertext
Berkurangnya langkah dari percakapan berbasis teks berarti bahwa
partisipan dipaksa untuk meningkatkan granulity pesan.
Ini dapat diatasi dengan pesan multiplexing.
Kerja Kelompok
Perilaku kelompok lebih kompleks terutama apabila kita memperhatikan
hubungan sosial yang dinamis selama bekerja dalam kelompok.
Dinamika kelompok
Peran dan hubungan di dalam kelompok dapat berubah secara dramatis
dalam suatu kurun waktu saat melaksanakan suatu pekerjaan.
Nama peran seseorang dapat menimbulkan masalah, mis. seorang disebut
penulis buku tapi sebenarnya ia hanya memberikan ide dan komentar tapi
tidak menulis satu kata pun.
Anggota dan struktur kelompok juga dapat berubah setiap saat. Dengan
keluar atau masuknya anggota dalam kelompok dapat mengubah perilaku
kelompok.
Anggota kelompok yang baru memiliki masalah khusus dalam beradaptasi
dengan budaya kelompok.
Sistem groupware dapat membantu dengan cara mencatat sejarah dari
kelompok.
Perancang groupware harus menyadari bahwa anggota baru dapat masuk
dalam kelompok dan mendesain software sesuai dengan kelompok.
Kelompok dapat dibagi dalam beberapa sub-kelompok yang bekerja secara
mandiri dan kemudian membagikan hasilnya kepada sub-kelompok lainnya.
Layout Fisik
Orientasi peralatan komputer dapat mempengaruhi kerja kelompok.
Semua partisipan harus bisa saling melihat satu sama lain.
Pada ruangan pertemuan elektronik:
  • Manajer tidak harus duduk di depan karena layar yang di depan dapat dikontrol dari semua terminal
  • Manajer lebih baik duduk di belakang sehingga mereka bisa mengamati
para peserta tanpa harus melepaskan pandangan dari layar
Kognisi Terdistribusi
Berpikir tidak hanya terjadi di dalam kepala, tetapi juga dalam hubungan
eksternal dengan benda-benda di dunia dan dengan orang lain. Pandangan
ini disebut kognisi terdistribusi.
Kognisi terdistribusi memiliki pengaruh besar pada cara melihat kerja
kelompok bahkan kerja individual.
Dalam hal ini perlu adanya mediating representation, yang merupakan alat
komunikasi antara kelompok dan perwujudan nyata dari pengetahuan
kelompok serta membentuk pengetahuan kelompok yang baru.
Dalam perancangan groupware yang efektif, desainer perlu memusatkan
analisisnya pada situasi kelompok saat itu dan merancang groupware pada
representasi eksternal yang dapat digunakan oleh seluruh partisipan.
Studi Eksperimental
Kompleksitas dari komunikasi manusia-manusia dan kerja kelompok
membuat studi eksperimental dari kelompok dan groupware menjadi lebih
sulit dibandingkan dengan eksperimen single-user.
Misalkan kita akan mengevaluasi aplikasi yang digunakan bersama-sama
dengan koneksi video antar partisipan. Kesulitan-kesulitan yang mungkin timbul
adalah:
  • Membutuhkan subyek yang lebih banyak dan waktu yang lebih lama dibandingkan eksperimen terhadap sistem single-user.
  • Sulit memilih tugas yang tepat, karena tipe tugasnya yang akan dites sangat bervariasi.
  • Pengumpulan datanya membutuhkan perlengkapan video dan log yang banyak, yang mungkin tersebar di beberapa tempat.
  • Pada tahap analisis, perbedaan statistikal sangat ekstrim.
Studi Lapangan
Banyak pendapat yang mengatakan bahwa kerja kelompok hanya dapat
dipelajari dalam situasi kerja yang sebenarnya.
Sesuai dengan ide kognisi terdistribusi, tindakan nyata adalah tindakan
berdasarkan situasi, tergantung pada interaksi dengan benda dan manusia
pada tempat kerja.
Pendekatan yang paling sesuai dengan CSCW adalah ethnography, yaitu
didasarkan pada pencatatan yang detail tentang interaksi antara manusia dan
interaksi antara manusia dengan lingkungannya.
Faktor-faktor Organisasi
Faktor organisasi cukup berpengaruh terhadap dukungan dan relevansi dari
sistem groupware pada khususnya, dan teknologi informasi pada umumnya.
Beberapa faktor organisasi yang berpengaruh adalah:
1. Siapa yang mendapatkan keuntungan?
· Sering terjadi ketidakseimbangan antara mereka yang mendapatkan
keuntungan dengan mereka yang melaksanakan pekerjaan.
· Dalam sistem groupware, seharusnya ada tingkat simetri, yaitu apabila
seseorang harus bekerja untuk sistem, ia harus memperoleh keuntungan
dari sistem tersebut.
2. Masalah free-rider
· Sumbangan dari setiap partisipan tidak sama, ada yang hanya
memberikan sumbangan yang sedikit (free-rider), dan mereka mengambil
keuntungan dari kerja anggota kelompok yang lain.
3. Critical mass
· Dalam kaitan dengan biaya/keuntungan, semakin sedikit pemakai
semakin kecil keuntungan dibanding biaya.
· Setiap sistem groupware yang baru harus dirancang agar memiliki
keuntungan yang lebih besar daripada biaya meskipun pemakainya
sedikit.
4. Kerja sama atau konflik?
· Orang-orang dalam organisasi atau kelompok sering memiliki tujuan yang
konflik dan pertemuan merupakan salah satu jalan untuk menyelesaikan
konflik tersebut.
· Yang perlu diperhatikan sebelum menginstal sistem komputer adalah
mengidentifikasikan stakeholder yang akan terpengaruh oleh sistem
tersebut.
5. Mengubah struktur kekuasaan
· Garis kekuasaan dan informasi dalam suatu organisasi cenderung
mengalir ke atas dan ke bawah melalui manajemen garis.
· Media komunikasi yang baru mungkin mengacaukan struktur manajerial
yang formal, mis. sistem email
· Teknologi sebisa mungkin sesuai dengan struktur organisasi dan sosial
yang ada.
6. Pekerja yang tidak kelihatan
· Kemajuan dalam telekomunikasi memungkinkan adanya tele-working dari
rumah sehingga membuat pekerja jarang terlihat oleh manajemen.
7. Mengevaluasi keuntungan
· Keuntungan dari groupware, terutama email atau electronic conferencing,
berhubungan dengan kepuasan kerja atau aliran informasi.
· Video-wall diharapkan membantu kontak sosial di dalam organisasi.
· Meskipun sistem groupware dinilai bermanfaat, tapi sulit untuk mengukur
keuntungannya karena menyebar di seluruh organisasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar